A. SYARAT TUMBUH
Iklim
- Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ketela pohon / singkong antara 1.000 – 2.500 mm / tahun.
- Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela pohon/singkong sekitar 10 derajat C.
- Bila suhunya dibawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
- Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon/singkong antara 60 – 65%.
- Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon / singkong sekitar 10 jam /hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
Media Tanam
- Tanah yang paling sesuai untuk ketela pohon / singkong adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.
- Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon / singkong adalah jenis alluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
- Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5 – 8,0 dengan pH ideal 5,8. pada umumnya tanah di Indonesia ber pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0 – 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.
B. PEDOMAN BUDIDAYA
Pembibitan
Persyaratan bibit, bibit yang baik untuk bertanam
ketela pohon harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Ketela pohon berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan).
- Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam.
- Batang telah berkayu dan berdiameter ± 2,5 cm lurus.
- Belum tumbuh tunas-tunas baru.
Penyiapan bibit ketela pohon meliputi hal-hal sebagai
berikut :
- Bibit berupa stek batang
- Sebagai stek pilih batang bagian bawah sampai setengah
- Setelah stek terpilih kemudian diikat, masing-masing ikatan berjumlah antara 25 – 30 batang stek.
- Semua ikatan stek yang dibutuhkan, kemudian diangkut kelokasi penanaman.
Pengolahan Media Tanam
Persiapan, kegiatan yang perlu dilakukan sebelum
pengolahan lahan adalah :
- Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan atau cairan pH tester.
- Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
- Penetapan jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanaman lainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman sejenis.
- Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga saat panen dan pasar.
Pembukaan dan Pembersihan Lahan
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan
lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar tanaman
sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman
berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin
ada.
Pembentukan Bedengan
Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap
penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman,
sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan ditujukan untuk
memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti permbersihan tanaman liar maupun
sehatnya pertumbuhan tanaman.
Pengapuran
Untuk menaikan pH tanah, terutama pada lahan yang
bersifat sangat asam / tanah gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis
kapur yang digunakan adalah kapur kalsit/kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa
digunakan adalah 1 – 2,5 ton / hektar. Pengapuran diberikan pada waktu
pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar bersamaan dengan pemberian
pupuk kandang ( bila diperlukan).
Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah
hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal
musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang digunakan pada pola
monokultur adalah 100 x 150 cm.
Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung
bawah stek ketela pohon, kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang
lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan
berair/lembab, stek ditanam dangkal saja. Sebelum bibit ditanam disarankan agar
bibit direndam terlebih dahulu dengan pupuk hayati BIONIC Plus yang telah
dicampur dengan air selama 3-4 jam. Setelah itu baru dilakukan penanaman
dilahan hal ini sangat bagus untuk pertumbuhan dari bibit.
Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
Untuk bibit yang mati/abnormal segera dilakukan
penyulaman, yakni dengan cara mencabut dan diganti dengan bibit yang
baru/cadangan. Bibit atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam.
Penyulaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu
panas.
Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis
rumput/tanaman liar./ pengganggu (gulma) yang hidup disekitar tanaman. Dalam
satu musim penanaman minimal dilakukan 2 kali penyiangan.
Pembubunan
Cara pembubunan dilakukan dengan menggemburkan tanah
disekitar tanaman dan setelah dibuat seperti gundukan. Waktu pembubunan
bersamaan dengan waktu penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya. Apabila
tanah sekitar tanaman ketela pohon terkikis karena hujan atau terkena air
siraman sehingga perlu dilakukan pembubunan /ditutup dengan tanah agar akan
tidak kelihatan.
Perempelan / Pemangkasan
Pada tanaman ketela pohon perlu dilakukan
pemangkasan/pembuangan tunas karena minimal setiap pohon harus mempunyai cabang
2 atau 3, hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi
dimusim tanam mendatang.
Pemupukan
Sistem pemupukan menggunakan teknologi BIONIC
Plus , dapat mengurangi kebutuhan pupuk kimia/anorganik sampai dengan
50%, adapun cara pemupukannya adalah sebagai berikut :
- Berikan pupuk kandang/kompos pada lahan yang akan ditanami bibit kebutuhan untuk 1 hektar sebanyak 5 ton atau 5.000 kg dan kemudian semprot dengan menggunakan Decom Plus 2 Liter dan BIONIC Plus 2 Liter.
- Setelah tanam berikan 2 liter BIONIC Plus per hektar pada titik-titik penanaman dengan campuran setiap 1 liter BIONIC Plus dicampur/dilarutkan dengan air max 100 liter atau 1 tutup botol (10 ml) dicampur/dilarutkan dengan air sebanyak 1 liter disemprotkan pada titik penanaman secara merata.
- 1 bulan setelah tanam berikan campuran pupuk NPK dengan dosis Urea : 40 kg, TSP/SP36 : 64 kg dan KCL : 40 kg pada lahan 1 hektar, pemupukan diberikan dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10 cm.
- Pemberian BIONIC Plus selanjutnya pada saat tanaman singkong berumur 1 bulan setelah tanam : 2 liter, umur 2 bulan setelah tanam : 2 liter, umur 4 bulan setelah tanam : 4 liter.
- Pemberian pupuk kimia selanjutnya adalah pada saat umur tanaman 60-90 hari berupa campuran pupuk N:P:K dengan dosis Urea : 60 kg, dan KCL : 60 kg. Pupuk kimia diberikan dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10 cm.
Pengairan dan Penyiraman
Kondisi lahan ketela pohon dari awal tanam sampai umur
± 4-5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada
tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang
terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram
langsung akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. System yang baik digunakan
adalah system genangan sehingga air dapat sampai kedaerah perakaran secara
resapan. Pengairan dengan system genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan
untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.
Waktu Penyemprotan Pestisida / Insektisida
Jenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis
penyakitnya. Penyemprotan pestisida paling baik dilakukan pada pagi hari
setelah embun hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida disesuaikan dengan
serangan hama/penyakit, baca dengan baik penggunaan dosis pada label merk obat
yang digunakan. Apabila hama dan penyakit menyerang dengan ganas maka dosis
pestisida harus lebih akan tetapi penggunaannya harus hati-hati karena serangga
yang menguntungkan dapat ikut mati.
C. HAMA DAN PENYAKIT
Hama Uret
Ciri
|
:
|
Berada
dalam akar dari tanamam.
|
Gejala
|
:
|
Tanaman
mati pada usia muda, karena akar batang dan umbi rusak.
|
Pengendalian
|
:
|
Bersihkan
sisa-sisa bahan organik pada saat tanam dan atau mencampur sevin
pada saat pengolahan tanah.
|
Hama Tungau Merah
Ciri
|
:
|
Menyerang
pada permukaan bawah daun dengan menghisap cairan daun.
|
Gejala
|
:
|
Daun akan
menjadi kering.
|
Pengendalian
|
:
|
Menanam
varietas toleran dan menyemprotkan air yang banyak.
|
Penyakit Bercak Dau Bakteri
Ciri
|
:
|
Menyerang
pada permukaan atas daun.
|
Gejala
|
:
|
Bercak-bercak
bersudut pada daun lalu bergerak dan mengakibatkan pada daun kering dan
akhirnya mati.
|
Pengendalian
|
:
|
Menanam
varietas yang tahan, memotong atau memusnakan bagian tanaman yang sakit,
melakukan pergiliran tananan dan sanitasi kebun.
|
Penyakit Layu Bakteri
Ciri
|
:
|
Hidup di
daun, akar dan batang.
|
Gejala
|
:
|
Daun yang
mendadak jadi layu seperti tersiram air panas, akar, batang dan
umbi langsung membusuk.
|
Pengendalian
|
:
|
Melakukan
pergiliran tanaman, menanam varietas yang tahan seperti Andira 1, Andira 2
dan Muara, melakukan pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit
berat.
|
Penyakit Bercak Daun Coklat
Ciri
|
:
|
Cendawan
yang hidup di dalam daun.
|
Gejala
|
:
|
Daun
bercak-bercak coklat, mengering, lubang-lubang bulat kecil dan Jaringan daun
mati.
|
Pengendalian
|
:
|
Melakukan
pelebaran jarak tanam, penanaman varietas yang tahan, pemangkasan pada
daun yang sakit serta melakukan sanitasi kebun.
|
Penyakit Bercak Daun Konsentris
Ciri
|
:
|
Cendawan
yang hidup di dalam daun.
|
Gejala
|
:
|
Adanya
bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda.
|
Pengendalian
|
:
|
Memperlebar
jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang
sakit.
|
D. PANEN
Ketela pohon / singkong dapat dipanen pada saat
pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak
rontok. Umur panen tanaman ketela pohon telah mencapai 10 – 12 bulan untuk
varietas mekarmanik. Ketela pohon/singkong dipanen dengan cara mencabut
batangnya dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.
No comments:
Post a Comment